PAREPARE, iNews.id -- Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan memberikan pandangan berbeda dalam hal pencegahan stunting saat penutupan acara rembuk stunting Pemerintah Kota Parepare, Jumat, (15/7/2022) di Hotel Novotel Grand Shayla, Kota Makassar.
Istri Taufan Pawe, Wali Kota Parepare yang dikenal aktif berkiprah di dunia dakwah ini memberikan pencerahan tentang jenis dan pencegahan stunting dalam perspektif Islam.
Pandangan Erna Taufan ini dibenarkan oleh Prof dr Djunaidi Dachlan. Tenaga Ahli TGUPP Sulsel yang membawakan materi "Stunting serta Pentingnya Keterlibatan dan Peran Lintas Sektor" pada kegiatan Rembuk Stunting sebagai upaya serius Pemkot Parepare dalam percepatan penangan stunting ini dikategorikan masuk dalam perkembangan.
"Perspektif Ibu Wali (Erna Rasyid Taufan) benar sekali dan bisa kita kategorikan dalam tahap perkembangan. Ketika kita berbicara stunting maka kita akan berbicara tentang pertumbuhan dan perkembangan," ucap professor itu.
"Pencerahan Bu Wali ini melengkapi upaya pertumbuhan dalam menekan kasua stunting. Dan ini yang paling sering dilakukan dan kebanyakan orang lupa pada perkembangannya," tandas Prof Djunaidi Dachlan.
Sementara Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan menjelaskan pentingnya stunting rohani.
"Kalau selama ini Bapak/Ibu hanya mengenal stunting jasad atau fisik saya justru menyebutnya dua. Jasad dan rohani. Keduanya saling terkait erat, tidak akan ada namanya manusia atau orang kalau keduanya tidak bersatu. Kalau pendek menjadi salah satu indikator kuat dalam menilai seorang anak terkena stunting maka sikap rewel anak yang tidak jelas bisa menjadi salah satu indikator bahwa anak kita dalam masalah besar tentang rohaninya," ujar istri wali kota itu.
Erna, sapaan karib Ketua DPD II Partai Golkar Parepare ini menekankan, jika pencegahan stunting hanya memperhatikan fisik semata maka penyakit hati anak akan mempengaruhi perkembangannya.
"Dan ketika ini dibiarkan maka akan berlanjut sampai dewasa. Dewasa tapi kerdil (stunting) jiwanya. Cepat baper, suka iri yang tidak jelas, suka menjatuhkan orang, tidak segan-segan main fitnah, dll. Ini saya pikir stunting yang lebih berbahaya dibanding stunting pertama. Jadi harusnya pemerintah pusat tidak boleh tutup mata dari ini," tegas Ketua FKPPI Parepare ini.
"Jadi banyak orang dewasa tapi keadaannya kekanak-kanakan (stunting rohani). Kerdil jiwanya sama dengan stunting rohani," katanya.
Dalam perspektif atau pandangan Islam lanjut Erna, pencegahan sangat ditekankan dalam alquran. "Pada surah An-Nisaa ayat 9 misalnya. Allah berfirman dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteran)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar," lugas Erna.
Oleh karena itu lanjut Erna, untuk menghindari generasi yang lemah dan tidak sehat maka pencegahan stunting fisik dan rohani harus sejalan.
Editor : Erwin Eka Pratama